Blog
09/09/2024
Sesuai dengan peraturan menteri pekerjaan umum nomor 26 tahun 2008, yang dinamakan sistem instalasi proteksi kebakaran adalah sebuah sistem yang terdiri dari sarana, perlengkapan maupun peralatan yang terpasang dan terbangun untuk membentuk sistem proteksi aktif maupun pasif serta cara-cara pengelolaannya dengan tujuan untuk melindungi bangunan dan sekitarnya dari ancaman bahaya kebakaran.
Sistem proteksi kebakaran aktif adalah serangkaian peralatan yang dirancang untuk mendeteksi, mengendalikan, dan memadamkan kebakaran. Tujuannya adalah untuk mengurangi resiko kerusakan dan melindungi keselamatan manusia saat kebakaran.
Sementara itu, sistem proteksi kebakaran pasif adalah rangkaian strategi dan desain dalam konstruksi bangunan yang dirancang untuk memperlambat perluasan api, membatasi kerusakan, serta melindungi keselamatan manusia dalam situasi kebakaran.
Jadi, sistem proteksi pemadam kebakaran aktif berfungsi untuk memberikan respon cepat saat terjadi kebakaran, sedangkan sistem proteksi kebakaran pasif akan membantu meminimalkan dampak kebakaran sejak awal.
Sistem proteksi kebakaran yang efektif tentunya melibatkan kombinasi dari kedua pendekatan tersebut. Baik sistem proteksi kebakaran aktif maupun pasif, keduanya saling bekerjasama untuk melindungi bangunan, harta benda, dan keselamatan manusia
Dalam sebuah bangunan, ada beberapa jenis sistem proteksi pemadam kebakaran aktif yang bisa digunakan. Penggunaan jenis-jenis proteksi kebakaran aktif bisa disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing area. Berikut adalah jenis proteksi kebakaran aktif dan fungsinya.
1. Fire Detector System
Fire detector adalah sistem proteksi pemadam kebakaran untuk mendeteksi keberadaan asap, panas, atau nyala api sebagai tanda adanya kebakaran. Perangkat ini akan memberikan peringatan dini kepada penghuni bangunan tentang kemungkinan adanya kebakaran.
Deteksi dini terhadap kebakaran sangat penting untuk menyelamatkan properti dan penghuni bangunan. Fire detector memungkinkan respon cepat terhadap kebakaran, memungkinkan tindakan lebih lanjut, dan meminimalkan dampak kebakaran.
Jenis-jenis fire detector dan fungsinya antara lain sebagai berikut:
· Smoke Detector: Mendeteksi partikel-partikel asap yang dihasilkan oleh kebakaran dan memicu fire alarm untuk aktif ketika asap terdeteksi.
· Heat Detector: Mengukur suhu di sekitar area yang diproteksi dan akan aktif ketika suhu mencapai ambang batas yang telah diatur.
· Flame Detector: Mendeteksi nyala api menggunakan teknologi optik atau inframerah dan memberikan peringatan tentang adanya nyala api kepada
penghuni bangunan.
· Gas Detector: Mendeteksi gas-gas berbahaya maupun gas yang berkaitan dengan kebakaran seperti gas karbon monoksida dan memberikan
peringatan.
2. Fire Alarm System
Fire alarm adalah perangkat yang dirancang untuk memberitahu penghuni tentang adanya potensi kebakaran. Alarm kebakaran akan memberikan peringatan dini agar orang-orang bisa mengambil langkah untuk melindungi diri dan keluar dari bangunan dengan aman.
Dengan adanya bunyi alarm, orang-orang bisa langsung menghentikan aktivitas dan mulai evakuasi. Sistem ini juga biasanya terhubung dengan pusat pemantauan, sehingga petugas Damkar bisa segera dihubungi dan bisa mengambil tindakan dengan cepat.
3. Fire Springkle SystemFire sprinkler juga termasuk sistem proteksi pemadam kebakaran aktif yang menggunakan perangkat sprinkler untuk mendeteksi dan memadamkan api secara otomatis. Fungsi fire sistem adalah untuk mencegah perluasan api dan meminimalisir kerusakan akibat kebakaran.
Sistem ini akan mendeteksi perubahan suhu saat terjadi kebakaran. Setiap sprinkler bekerja secara independen, sehingga hanya sprinkler yang berada di dekat sumber panas saja yang akan aktif. Hal ini akan mencegah perluasan api ke area lain dalam waktu singkat.
4. Fire Suppression System
Fire suppression system merupakan sistem proteksi kebakaran yang berfungsi untuk mendeteksi sekaligus memadamkan kebakaran. Sistem proteksi pemadam kebakaran ini bisa menggunakan berbagai jenis bahan, seperti gas, busa, atau bahan kimia khusus.
Bahan pemadam api tersebut akan dilepaskan secara otomatis ketika terdeteksi adanya kebakaran. Namun, aktivasi sistem ini juga bisa dilakukan secara manual oleh petugas keamanan jika melihat adanya tanda-tanda kebakaran pada area yang diproteksi.
5. Fire Hydrant System
Fire hydrant adalah sistem proteksi pemadam kebakaran yang dirancang untuk memberikan pasokan air yang cukup untuk memadamkan kebakaran. Sistem ini terdiri dari pipa-pipa yang terhubung ke sumber air, seperti ground tank atau water reservoir.
Fungsi fire hydrant yaitu memberikan akses cepat dan pasokan air yang cukup untuk pemadaman kebakaran. Air yang disediakan memiliki tekanan yang cukup untuk mencapai dan meredam api di lantai yang lebih tinggi atau area yang sulit dijangkau.
Sistem proteksi kebakaran pasif adalah sistem proteksi kebakaran yang terbentuk atau terbangun melalui pengaturan penggunaan bahan dan komponen struktur bangunan, kompartemenisasi atau pemisahan bangunan berdasarkan tingkat ketahanan terhadap api,serta perlindungan terhadap bukaan.
Sistem proteksi pasif dapat memberikan alternatif yang efektif terhadap sistem proteksi aktif untuk melindungi fasilitas dari kebakaran. Sistem proteksi pasif ini tidak perlu dioperasikan oleh manusia dan tidak juga berubah bentuk baik dalam keadaan normal ataupun dalam kebakaran.
Menurut Health and Safety Executive Inggris, sistem proteksi pasif umumnya terdiri dari pelapisan material tahan api kepada permukaan tembok, mesin, atau bagian lain. Sistem ini sering digunakan ketika air atau proteksi aktif tidak mencukupi seperti pada area yang terpencil atau ketika ada kesulitan untuk menangani limpasan air dari hasil pemadaman kebakaran.
Tembok api (fire walls) adalah bentuk lain dari perlindungan kebakaran pasif yang digunakan untuk mencegah penyebaran api dan pajanan api kepada peralatan sekitar. Sistem proteksi pasif ini biasanya hanya efektif dalam jangka waktu 1-2 jam.
Kesimpulannya, sistem proteksi kebakaran aktif adalah sistem proteksi kebakaran yang dirancang untuk memadamkan api secara aktif dalam mendeteksi api maupun dalam usaha pemadaman, baik secara otomatis maupun manual. Sedangkan sistem proteksi kebakaran pasif adalah sistem proteksi kebakaran yang dirancang dalam struktur bangunan itu sendiri supaya bangunan tahan terhadap api dan tidak cepat menyebar ketika terjadi kebakaran.